Rabu, 10 April 2013

PETUNJUK HIDUP


QS 42 : 36


"Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah keni'matan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal."

Apa yang kita rasakan sekarang adalah kenikmatan duniawi, sebuah kenikmatan berbatas waktu, hingga nyawa ini meregang kemudian meninggalkan jasad kita di dunia, kenikmatan itu hilang. Namun, bagi orang orang yang beriman dan bertauhid pada Allah SWT, bertawakal untuk mempersiapkan kehidupan akhirat selain kehidupan dunia, Allah menjanjikan kenikmatan yang lebih baik dan kekal.



QS 36 : 45


"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang dihadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling)."

Jika kita tidak membedah isi Al-Qur'an, sulit kiranya kita mendapatkan rahmat. Orang yang berpaling dan meremehkan ancaman siksa akan keras hatinya dan semakin jauh dari rahmat Allah SWT.





QS 43:44


"Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab."

Al Qur'an adalah kemuliaan besar bagi kita, jika ingin memuliakan diri, maka muliakanlah Al Qur'an dengan mempelajarinya. Kelak kita akan mempertanggungjawabkan sikap dan perlakuan kita terhadap isi Al Qur'an.



QS 6:104


"Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfa'atnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu)."

Allahlah yang memelihara kita, Allah memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan nyata yaitu Al Qur'an, maka siapa yang mengetahui dan mengamalkannya akan mendapatkan manfaat yang sungguh luar biasa, sebaliknya siapa yang menutup mata akan petunjuk, menuruti hawa nafsu, bermalas-malasan amalan, maka kemudharatanlah yang akan diterimanya.



QS 18:29


"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek."

Semua kebenaran yang tertuang di dalam Al Qur'an adalah dari Maha Pencipta, Allah SWT. Manusia dibebaskan memilih, untuk beriman atau kafir. 


QS 6 : 153


"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."

Islam dengan Al Qur'an sebagai petunjuk, pedoman, adalah jalan yang lurus. Sesuai do'a kita saat shalat, "tunjukkanlah kami jalan yang lurus", maka inilah jalan yang lurus yang harus diikuti. Dan jangan mengikuti jalan jalan lain karena itu akam menyelewengkan, membelokkan kita dari jalan yang lurus, hingga tersesat dari jalan yang benar.

Minggu, 07 April 2013

UJIAN DALAM HIDUP



وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

[Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.]
[And We will most certainly try you with somewhat of fear and hunger and loss of property and lives and fruits; and give good news to the patient.]

Pastinya kita pernah  merasakan sedikit ketakutan, ini adalah hal yang sudah digariskan Allah SWT, agar kita belajar bersabar, berlatih berani dan lebih menundukkan diri bahwa ada langit di atas langit.

Begitu juga dengan rasa lapar, itu adalah sebuah ujian untuk kita agar lebih rajin berusaha menjemput rezeki berupa makanan, berusaha bersabar atas dorongan nafsu jasmaniah, dan menundukkan diri bahwa kita harus berbagi dengan saudara-saudara lain yang lebih kurang mampu dari kita.

Merasa kekurangan harta, tidak pernah cukup dan merasa kurang terus adalah sebuah ujian dari Allah SWT agar kita lebih bersyukur, bersabar dan lebih giat mencari harta di dunia serta bekal untuk akhirat.

Siapakah yang bisa menundukkannya?
Orang-orang bersabarlah yang akan mendapatkan kabar gembira, tentu saja sabar dalam arti sebenarnya, yakni memasrahkan segala urusan dan keputusan pada Allah SWT setelah kita berusaha semaksimal mungkin menghadapi berbagai tantangan dan ujian dari-Nya.

Senin, 01 April 2013

MANUSIA YANG MENGHITUNG REZEKI TANPA MENGHITUNG APA YANG DIA BERI


"Sial, kenaikan gaji gw cuma segini? Gak sesuai harapan gw!" 

Pasti pernahkan denger orang yg berkata seperti itu saat kenaikan gaji di perusahaan Anda? Kadang terdengar jengkel buat kita konsumsi perkataan seperti itu, apalagi kalau sebenernya kita senasib dengannya, kadang rasa syukur yang sudah kita ucapkan terganggu oleh aura negatif kalimat songong itu.

Tapi..ya apa mau dikata, teruslah bersyukur tidak mengecewakan diri sendiri. Cukup berterima kasih sama Allah SWT atas approval kenaikan gaji yg kita terima.
Balik ke perasaan dan perkataan negatif tadi, orang yang mengucapkan kalimat kecewa tersebut, sekiranya telah menyakiti hatinya sendiri dan memicu penyakit baru karena iri dengki dan minim prestasi. Tidak percaya?

Kekecewaan yg diungkapkannya menyebabkan dia "terangsang" untuk mencari tahu rezeki orang, begitu ada orang yg lebih kecil kenaikannya dia akan senyum, setidaknya dalam hati.. bagaimana jika mengetahui bahwa ada orang yg naiknya melebihi dia? 

Tidak pandang bulu, dia akan merasa iri dan membandingkan kenaikannya bukan membandingkan apa perbedaan prestasi kedua nya. Akhirnya hatinya semakin sakit, fikirannya akan semakin sempit, prestasinya akan semakin turun. 
Awas..hati hati kl kualitas kerja semakin turun..artinya ekspektasi perusahaan terhadap kinerja anda semakin jauh gap nya. 

Apa yang harus dilakukan kita terhadap orang seperti ini? 
Diamlah, jika anda merasa tidak mampu berbuat apa apa, karena dengan diam mudah mudahan hatinya redup dari kekecewaan. 
Buatlah tertawa dengan isi cerita yang tidak berkaitan dengan kekecewaannya, berharap dengan keceriaan dan rasa persaudaraan hatinya sejuk tersiram emosi cinta. 
Atau tunjukkanlah bahwa Anda bersyukur atas apapun yang anda terima, siapa tau dia terinduksi untuk bersyukur juga. 

Nah, kalau anda menjadi seorang atasannya apa yang akan anda lakukan?